Skip to main content

Posts

Showing posts from 2011

Wisata Pangandaran

Jauh hari sebelumnya saya memang diajak untuk berwisata ke Pangandaran untuk mengisi kegiatan liburan Natal. Mengunjungi salah satu tempatnya yang sering disebut oleh orang-orang sebagai Green Canyon dari Indonesia alias Cukang Taneuh. Dalam pikiran saya sebelum ke Pangandaran, sepertinya tempat itu biasa saja, yaitu hanya sebuah wilayah terpencil di pesisir selatan Jawa Barat. Tapi buktinya tidak. Pangandaran ternyata relatif lebih baik dan maju dalam mengelola wisata dibandingkan wilayah-wilayah pesisir lain di Jawa Barat yang pernah saya kunjungi. Cukang Taneuh, Tempat favorit di Pangandaran Setelah melalui perjalanan malam dengan kendaraan pribadi yang hanya sempat sekali berhenti istirahat di Banjar, akhirnya pagi itu saya tiba di Pantai Pangandaran. Bersama Mita, Doni, Wayan, serta Krisna dan Rudi yang bertugas sebagai sopir bergantian. Sebagian besar dari kami mengantuk karena kurang cukup beristirahat selama 8 jam perjalanan dari Jakarta. Tapi menjadi cukup menyegarkan ketika p

Sepotong Keindahan Laut Pulau Pramuka 1

Bagi warga ibukota Jakarta terutama yang gemar berwisata di laut, nama Kepulauan Seribu tentu sudah tidak asing lagi. Kepulauan yang berada di utara Jakarta ini adalah kawasan pelestarian bahari yang telah ditetapkan sebagai taman nasional laut sejak 1982. Salah satu pulaunya yang berpenghuni dan bernama Pulau Pramuka adalah pusat administrasi dan pemerintahan Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, bagian dari Provinsi DKI Jakarta. Di kawasan perairan Pulau Pramuka inilah banyak penyelam ibukota dilahirkan. Dan saat akhir pekan di awal Desember tahun ini, saya berkesempatan untuk melakukan penyelaman di perairan Pulau Pramuka tersebut untuk melihat sedikit keindahan bawah lautnya bersama teman-teman XL Adventure, Indonesian Geographic , dan juga dari Under Water Story . Terumbu Karang Perairan Pulau Pramuka Setelah menyusuri kemacetan dan hiruk pikuk Pasar Ikan Muara Angke yang ramai dan diakibatkan juga oleh perbaikan jalan dan bangunannya, akhirnya saya sampai

KHI, Another Way to Love Indonesia

Untuk menghancurkan suatu bangsa atau negara, maka hancurkan ingatan (sejarah) generasi mudanya! Zaman yang selalu bergerak dan global, tak bisa dipungkiri menyebabkan banyak generasi muda dan juga generasi tua kita sudah mulai melupakan sejarah, bahkan lari meninggalkan sejarah. Sebagian besar lebih memilih modernisasi dan melupakan tradisi, mereka memuja bangsa-bangsa lain tetapi melupakan kebesaran bangsa sendiri, mereka mengagungkan globalisasi tetapi melupakan lokalitas, mereka menjiwai masa kini tapi melupakan dan meremehkan masa lalu. Di Indonesia, terdapat berbagai macam kebudayaan dengan latar belakang sejarah yang begitu panjang. Dari beragamnya arsitektur bangunan, nama jalan dan kampung, peristiwa sejarah, atraksi budaya, serta bentuk-bentuk kebudayaan lain yang unik dan telah menjadi ciri khas Indonesia. Inilah yang dikenal sebagai special flavours of Indonesia . Namun demikian, tidak semua masyarakat Indonesia kenal dengan potensi sejarah dan budaya di sekitarnya itu. Ada

Jejak Perang Napoleon

Jalanan Kota Jakarta masih lengang pada minggu pagi ini. Beberapa pesepeda dan kendaraan bermotor terlihat melaju tanpa hambatan ketika saya berada di dalam Bus Trans Jakarta menuju Museum Bank Indonesia di kawasan Kota Tua. Hari ini adalah hari di mana saya bersama Komunitas Historia Indonesia (KHI) akan menyusuri bangunan-bangunan tua dan jejak-jejak sejarah di kawasan Meester Cornelis atau daerah yang sekarang disebut sebagai Jatinegara dan Matraman di Jakarta. Kawasan Jatinegara, tampak lalu-lalang kendaraan di depan Stasiun Jatinegara Di masa pelayaran bangsa-bangsa Eropa, Inggris dan Perancis adalah dua bangsa utama yang bersaing dalam meluaskan wilayah jajahan. Saat Napoleon Bonaparte memerintah Perancis di abab ke-18, kekuasaannya berkembang menaklukkan sebagian besar wilayah Eropa yang memicu terjadinya peperangan yang dikenal dengan nama Perang Napoleon . Belanda yang notabene adalah negeri kecil di benua Eropa pun tunduk di bawah kekuasaan Perancis. Otomatis Pulau Jawa ya

Kampung Cikaramat, Antara Keelokan dan Ancaman Bencana

Di kaki Gunung Pangrango terdapatlah sebuah kampung elok yang tak jauh dari kawasan wisata Situ Gunung. Kampung Cikaramat, begitulah namanya. Setelah melalui jalan setapak menurun, sebuah surau sederhana yang dikelilingi kolam ikan serta sebuah bedug besar dari sebuah batang kayu utuh akan menyambut saat kita baru memasuki kampung ini. Di samping surau tersebut berdiri rumah kepala kampung dengan papan posyandu terpasang di tembok depannya. Dari keterangan papan itu dapat kita ketahui bahwa Kampung Cikaramat ini secara administratif terletak di Desa Sukamanis, Kecamatan Kadukampit, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Kampung Cikaramat Kampung Cikaramat hanya terdiri dari beberapa rumah yang tak lebih dari hitungan jari. Sementara beberapa petak sawah di sekitarnya memperlihatkan adanya bekas-bekas rumah yang dulu pernah berdiri. Pak Asep atau biasa dipanggil Pak Ayeh yang merupakan Kepala Kampung Cikaramat mengatakan hanya ada 6 dari total 70 kepala keluarga yang masih tinggal di kampung

Lintas Situ Gunung, dari Curug Sawer ke Cikaramat

Pada tahun 1814, Mbah Jalun memiliki seorang putra yang bernama Rangga Jaka Lulunta. Dikatakan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan sang pencipta untuk putra mereka, Mbah Jalun membuat sebuah danau. Mbah Jalun pun akhirnya selesai membuat danau dengan menggunakan peralatan sederhana dalam waktu tujuh hari. Ia kemudian menyebut danau itu Situ Gunung, yang berarti danau yang terletak di kaki gunung. Situ Gunung Saya tiba di pintu masuk kawasan wisata Curug Sawer ketika waktu telah lewat tengah hari. Cuaca berawan dan teriknya matahari masih terasa, tetapi udara yang sejuk terasa menyelimuti tubuh ketika beberapa lama waktu kami habiskan di pelataran sebuah warung kopi. Pepohonan tingi-tinggi menjulang di sekitar. Juga semak-semak yang meranggas di sisi-sisi lembahan dengan pohon-pohon bambu di beberapa petak punggungan bukit. Akhir pekan ini, kawasan kaki Gunung Pangrango ini adalah tempat dilaksanakannya sebuah kegiatan lintas alam, Astacala Lintas Alam 9 (ALA 9) . Saya bersama beberapa a

Astacala Lintas Alam 9

Astacala Lintas Alam 9 (ALA 9) yang merupakan kegiatan rutin yang ditujukan bagi civitas akademika IT Telkom telah selesai dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu, 24 – 25 September 2011. ALA 9 ini mengambil lokasi di Curug Sawer, Situ Gunung, dan Kampung Cikaramat kawasan kaki Gunung Pangrango, Sukabumi, Jawa Barat. Mengambil tema “ When Culture Meet The Nature “, ALA 9 ini ditujukan sebagai ajang petualangan dan hiburan bagi pesertanya di alam bebas dan berbaur dengan masyarakat serta budayanya. ALA 9 ini dimotori oleh panita yang berasal dari Angkatan Angin Puncak Astacala dengan ketuanya Arnan Tri Arminanto. Dari jumlah peserta, ALA 9 ini diikuti oleh 96 orang yang sebagian besar adalah mahasiswa IT Telkom dan beberapa yang lain dari Poltek Telkom, IM Telkom, Unisba, dan juga diikuti oleh satu orang dosen IT Telkom. Camp ALA 9 di Sekitar Curug Sawer Pada hari pertama kegiatan ALA 9 ini, rombongan panitia dan pesera tiba di sebuah lapangan di dekat pintu masuk kawasan wisata Situ G

Catatan Kecil dari Jawa Tengah

Di penghujung senja ketika saya baru saja turun dari Gunung Lawu dan menyusuri jalan menurun di Tawangmangu, kerlap-kerlip lampu Kota Solo sudah tampak di kejauhan. Diantar oleh dua orang tukang ojek, akhirnya saya tiba di rumah Astaka di Sukoharjo. Walaupun saya sering kali mampir di Jogja, tapi saya sama sekali belum pernah menginjakkan kaki di Solo, termasuk Sukoharjo. Untuk itulah selama beberapa hari ke depan saya berniat mengunjungi beberapa kota di sekitar Jogja ini : Solo, Klaten, dan Magelang. Trah Mataram di Keraton Surakarta Jika orang kebanyakan menyebutkan bahwa Budi Utomo adalah organisasi nasional pertama di Indonesia, Kota Solo adalah sebuah saksi bisu yang bisa menyanggahnya. Seperti yang banyak diceritakan pada Tetralogi Buru karangan Pramoedya Ananta Toer yang terkenal itu, Kota Solo adalah kota tempat berkembangnya Sarekat Dagang Islam, organisasi nasional bercorak Islam pertama di Indonesia. Tapi bukan ke arah organisasi nasional pertama itu ketertarikan saya dal