Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2008

Kata Perjanjian

Dan pikiranku pun melayang. Kepada cerita delapan puluh tahun lalu. Ketika semangat dan rasa senasib yang sama. Ketika membara dan bercita-cita sama. Dari Sumatra, Jawa, Borneo, dan Celebes. Walaupun mungkin Aceh, Bali, dan Irian belum turut serta. Apalagi Timor Timur. Dan tanganku pun mulai membuka lembaran-lembaran sejarah tebal. Mencari tahu tentang apa yang terjadi puluhan tahun lalu. Ada kebanggaan. Tentang cerita penuh pesona waktu itu. Kalaupun ada sedikit silang pendapat dan perbedaan, tak menjadi aral yang melintang. Dan mereka kobarkan janji. Ikrarkan sumpah. Bahwa mereka, dan kita yang meneruskannya, bahwa kau dan aku, adalah satu. Dan telingaku pun mulai bermimpi. Mendengarkan sayup-sayup gesekan biola Wage Rudolf Supratman. Jelas mengalunkan syair-syair kebangsaan. Berkumandang. Bersama angin yang bertiup kencang. Sekencang semangat yang terpatri. Berkelana menyampaikan beritanya ke seluruh nusantara. Mereka kepalkan tangan. Bahwa kau dan aku adalah satu. Dan mataku pun te

Suatu Hari di Ciwalini

Dan kulangkahkan kakiku menyusuri hamparan teh yang menghijau, setelah melewati rumah-rumah sederhana dalam sebuah perkampungan kecil, Ciwalini. Suatu Hari di Ciwalini Nun jauh mata memandang ke utara, Cadas Panjang berdiri tegak. Masih lebat dengan hijaunya belantara. Walaupun sisi-sisi ladang di perbatasan hutannya di satu atau dua tempat sudah mulai menjamahnya. Ah, retorika yang memilukan. Ketika perladangan mendesak hutan dan merobohkan pohon-pohonnya. Saung pertama. Kuistirahatkan kakiku sejenak. Walaupun belum begitu jauh. Kuhirup dalam-dalam udaranya. Menikmatinya yang tentu berbeda dengan udara ibu kota. Rasanya tempat ini tidak begitu asing bagiku. Seperti di rumah saja. Dua tahun lalu, kuingat terakhir kali aku di sini. Menyusuri setapak yang sama. Membelah perkebunan teh. Menyeruak hutan menyusuri punggungan Cadas Panjang. Kubuka peta fotokopian bakosurtanal yang kubawa. Hanya untuk menyamakan persepsi dengan seorang berslayer merah yang ia dapatkan belum setahun. Itu Cadas

Menyusuri Dago Pakar - Maribaya

Bagi sebagian besar masyarakat Bandung, pasti tidak asing lagi mendengar tempat yang bernama Dago Pakar dan kawasan wisata Maribaya. Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Dago Pakar atau yang sebenarnya bernama Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda adalah sebuah kawasan hutan yang masih tersisa di kota Bandung. Terletak di daerah Bandung Utara, taman hutan raya ini merupakan taman hutan raya yang pertama di Indonesia. Diresmikan oleh Presiden Soeharto bertepatan dengan tanggal kelahiran Ir. H. Djuanda. Sedangkan Maribaya adalah sebuah kawasan wisata terusan Dago Pakar di daerah Lembang yang menyajikan pesona air panas dan beberapa air terjun. Untuk mencapai Dago Pakar dari Bandung, bisa dimulai dari Terminal Dago. Yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki atau menyewa ojek sejauh kurang lebih 500 meter. Kawasan Dago Pakar sangat sejuk karena pohon-pohon yang besar dan rindang tumbuh. Begitu juga kolam ikan yang luas yang bisa kita jadikan tempat wisata sepeda air. Taman hutan raya in